Ulama besar Islam Timur, Abu Hamid Ghazali (1058-1111), karya "Mukosafat-ul-Qulub" telah menjadi sumber kebijaksanaan bagi umat manusia selama beberapa abad, menunjukkan jalan perdamaian dan kebahagiaan bagi individu, masyarakat dan masyarakat yang menderita di tengah penderitaan dan kerusuhan. Cacat yang menyebabkan kemunduran masyarakat adalah tindakan dan perasaan yang tidak manusiawi seperti kesombongan, kemunafikan, ambisi, iri hati, kekejaman, dan ketidakadilan. Jika ada banyak orang jahat di masyarakat mana pun, masyarakat tersebut akan menghadapi krisis. Jadi, bisakah cacat dalam sifat manusia diperbaiki? Ilmuwan besar Ghazali, yang menunjukkan cara mengobati penyakit tersebut, mendiagnosis penyakit tersebut. Karena tempat bersarangnya kejahatan-kejahatan tersebut adalah “jiwa manusia”, “hati manusia”, maka karya tersebut diberi nama “Mukosafat-ul Qulub”.
Kata Arab “Mukoshafa” mempunyai arti “pembukaan terhadap hal-hal yang tidak kasat mata”, “penemuan”, yang artinya seseorang belajar tentang suatu fenomena yang tidak dapat dipahaminya melalui perkembangan. Kata ini juga mempunyai arti memahami hakikat dan sifat-sifat Tuhan serta rahasia ketuhanan lainnya. Judul buku tersebut dalam arti luas dapat disebut sebagai “penemuan tindakan dan perasaan tidak manusiawi yang menindas hati”.
Jika kekejaman digantikan oleh rahmat, kesombongan digantikan oleh kesopanan, kemunafikan digantikan oleh ketulusan, dan ketidakadilan digantikan oleh keadilan, maka kebahagiaan akan didapat dalam masyarakat seperti itu.